Apa yang Anda harapkan
dari sebuah jam? Mungkin semuanya sama, yaitu menunjukkan waktu. Tapi
tidak semua orang mengharapkan 'waktu' yang sama. Terkadang ada beberapa
orang kaya, lebih memilih jam yang berbeda dari yang lainnya, bukan
hanya penanda waktu saja.
Tidak
sedikit mereka yang berkantong tebal, memiih jam yang mempunyai
kualitas ciamik. Baik dari desain, bahan yang digunakan, hingga
ketepatan waktu yang ditunjuk jam tersebut. Namun bagaimana jika sebuah
jam mempunyai kutukan? Dan membuat pemiliknya kehilangan orang-orang
tercinta?
Mungkin akan sedikit yang mempercayainya. Tetapi inilah
cerita yang dimiliki jam saku paling komplek di dunia, yang dibuat oleh
Patek Philippe di tahun 1952. Untuk membuat jam yang diberi nama 'Holy Grail' ini, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar lima tahun.
Lalu
apa yang membuatnya istimewa? Jam tangan yang dibuat bukan pada
komputer ini, memang mempunyai kerumitan yang tidak pernah dipikirkan
oleh siapapun saat itu, termasuk oleh pembuatnya.
Jam tangan ini
terdiri dari tiga lapisan, lapisan pertama di dalam mesinnya menandakan
stopwatch dan waktu, lapisan kedua penanda bulan, kalender dan tahun,
dan lapisan terakhir sebagai penanda rasi bintang.
Jam tangan ini
dibuat atas pesanan bangkir terkemuka saat itu, bernama Henry Graves
Jr, yang merupakan salah satu bankir terkaya di Amerika. Setelah selesai
pembuatannya, jam tersebut berpindah tangan kepada Graves, sepertinya
kutukan pun dimulai.
Tujuh bulan setelah ia menerima jam ini,
sahabatnya meninggal. Pada awal November 1934, putra bungsunya, George,
meninggal dalam sebuah kecelakaan di Pasadena, California.
Kini
jam tangan super kompleks ini, dijual dalam sebuah lelang dan berhasil
terjual seharga Rp300 miliar, untuk seseorang yang tidak disebutkan
namanya. Jam tangan saku ini tidak pernah ada yang menyainginya sampai
saat era komputer saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar