Selasa, 11 April 2017

Transformasi untuk Membangun Keunggulan

kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang presiden bila ia ingin tau suatu kelompok atau masyarakat menyelewengkan atau  pemerintah berikan perintah terhadap rakyatnya atau juga lembaga negara  memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru. Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan  menteri-menteri dan lembaga tertinggi negara untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.

Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Transformasional

Bass mengidentifikasi tiga ciri gaya kepemimpinan transformasional yaitu; karismatik, stimulasi intelektual dan perhatian individual (Yukl, 1989). Bass (1990) dalam revisinya mengidentifikasi inspirasional sebagai salah satu ciri kepemimpinan transformasional. Dengan demikian ciri-ciri gaya kepemimpinan transformasional terdiri  atas:  karismatik,  inspirasional,  stimulasi  intelektual  dan  perhatian  secara

individual. Bass dan Avolio (dalam Yukl, 1989 ) menguraikan keempat ciri tersebut sebagai berikut;

a)      Karismatik ( Idealized Influence )

Pemimpin transformasional memiliki integritas perilaku (behavioral integrity) atau persepsi terhadap kesesuaian antara perkataan dan tindakan. Pemimpin transformasional memberikan contoh dan bertindak sebagai role model positif dalam perilaku sikap, prestasi, maupun komitmen terhadap anggota atau pengikutnya. Keadaan ini tercermin dalam standar moral dan etis yang tinggi. Ia sangat memperhatikan kebutuhan anggotanya, menanggung resiko bersama, memiliki sense of  mission,  serta  menanamkan  rasa  bangga  pada  bawahannya.  Melalui  pengaruh seperti itu, pengikut atau anggota akan menaruh respek, rasa kagum, dan percaya kepada  pimpinannya,  sehingga  mereka  berkeinginan  melakukan  hal  yang  sama seperti yang dilakukan pemimpinnya. Hal ini sangat besar manfaatnya dalam upaya membangun kepercayaan pengikutnya.

b)      Inspirasional (Inspirational Motivation).

Pemimpin yang inspirasional oleh Bass dan Avolio (dalam Yukl, 1989) diartikan sebagai sejauh mana seorang pemimpin mampu mengkomunikasikan suatu visi yang menarik, mampu menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha pengikut dan memodelkan perilaku yang sesuai.

Pemimpin yang inspirasional mampu memberikan visi-visi tentang apa yang mungkin dan bagaimana memperolehnya. Pemimpin mampu meningkatkan makna

dan  mempromosikan  harapan-harapan  positif  tentang  kebutuhan-kebutuhan  yang harus dikerjakan.

Perilaku pemimpin inspirasional menurut Yukl (1989), dapat merangsang antusiaisme bawahan terhadap tugas-tugas kelompok dan mengatakan hal-hal yang menimbulkan kepercayaan terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas dan mencapai            tujuan    kelompok.            Yukl    (1989)                   melanjutkan               bahwa  membangun kepercayaan diri anggota seperti ini merupakan elemen utama dari pemimpin yang inspirasional. Keyakinan diri yang besar terhadap apa yang dilakukan akan menimbulkan komitmen, loyalitas dan usaha yang melebihi biasanya.

c)      Stimulasi Intelektual ( Intellectual Stimulation )

Stimulasi intelektual dipahami dalam upaya seorang pemimpin meningkatkan kesadaran anggota terhadap persoalan-persoalan anggota dan mempengaruhi anggota untuk melihat persoalan tersebut melalui perspektif baru (Yukl, 1989). Lebih lanjut Bass (1990) menjelaskan bahwa melalui stimulasi intelektual, kreativitas anggota dirangsang, dan mendorong untuk menemukan solusi bagi pemecahan masalah- masalah lama dengan prespektif baru. Menurut Deluga dalam Yukl (1989) melalui pendekatan ini pengikut didorong untuk berpikir mengenai relevansi cara, sistem nilai, kepercayaan, harapan dan bentuk organisasi yang ada saat ini. Anggota juga didorong melakukan inovasi dalam menyelesaikan persoalan dan berkreasi untuk mengembangkan kemampuan diri, serta didorong untuk menetapkan tujuan atau sasaran yang menantang.

Konsekuensi logis dari praktik stimulasi intelektual ini, seorang pemimpin harus selalu siap dan mengembangkan kapasitas untuk memecahkan masalah dengan caranya sendiri, secara kreatif dan inovatif. Ukuran dari efektivitas kepemimpinan adalah seberapa banyak kemampuan anggota dalam menyelesaikan tugas tanpa kehadiran pemimpin (Bass, 1990).

Melalui praktik stimulasi intelektual ini anggota diberi kesempatan seluas- luasnya oleh pemimpin untuk bertindak secara kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, anggota diberi kesempatan oleh pemimpin untuk berekspresi diri dan mengembangkan diri.

d)      Perhatian Secara Individual ( Indivualized Consideration )

Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang, dengan jalan bertindak selaku pelatih (coach) atau penasihat ( mentor ) ( Yukl ; 1989 ).

Perhatian yang berorientasi pada individu ditunjukkan oleh pimpinan melalui pemberian dukungan dalam memperlakukan anggota secara individual. Dengan demikian pimpinan dapat melihat perbedaan-perbedaan yang terdapat pada anggota, sehingga dapat memperlakukan anggota sesuai dengan kebutuhan mereka   masing- masing. Mentoring merupakan bentuk perhatian individual yang ditunjukkan melalui tindakan konsultasi, nasehat dan tuntunan yang diberikan oleh seorang pimpinan kepada anggotanya.
Pemanfaatan teknologi dalam menunjang transformasi organisasi  yaitu dengan jaman sekarang melalui internet pemerintah bisa sync laptop atau komputer presiden terhubung sama bawahnya atau menteri-menteri kaya kpu pada saat pemilu kpu pusat sampai daerah jadi presiden bisa lihat perkembangan daerah-daerah dan kapan joblos atau pemilu online tidak pakai paku lagi lewat fingerprint dan saat ini proyek transportasi lrt di jakarta lebih cepat dan murah .
Makin terbukanya pemerintah dengan rakyatnya dan transparan jadi tau pemerintah kerja apa yang di kerjakan setiap hari juga bulan dan dalam komunikasi yang makin canggih yang udah 4G setiap operator komunikasi nasional ...
Budaya organisasi dan dukungannya terhadap proses transformasi yaitu budaya para lembaga tertinggi negara lebih terbuka atau transparan tidak ada korupsi misal dana pemerintah ke lembaga tertinggi negara sampai kecamataan maupun gubernur daerah bisa di lihat ,dukungan pemerintah dan uud juga mpr ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar